TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

Hidup dan Mati {7}



Hidup dan Mati {7}

0Cheng Wan Nian hanya terdiam, dia tak bisa mengatakan apa pun selain menangis. Terlepas dari apa yang dikatakan oleh Chen Liao Xuan dengan takdirnya bersama Liu Anqier yang dia benar-benar tak peduli. Hanya satu yang dia pedulikan, sekarang Chen Liao Xuan telah tahu tentang semua kelakuan buruknya, dan dengan kematian Wu Chong Ye itu sudah cukup membuktikan jika Chen Liao Xuan tidak takut dengan siapa pun yang ada di istana ini. hal itulah yang membuat Cheng Wan Nian menjadi ciut, maka kekuatan ayahnya, beserta seluruh pasukan di istana ini, pun dengan usahanya mengumpulkan Kasim tertinggi untuk mendapatkan dukungan semuanya menjadi sia-sia belaka. Dia tidak akan pernah bisa menjadi Ratu, selain… Chen Liao Xuan meninggal, atau yang lebih baik dari itu adalah, Chen Liao Xuan memutuskan untuk melepaskan kekuasaan itu sendiri sehingga dia bisa menjadi Ratu. Namun seperti itu, semuanya akan menjadi mustahil, itu semua tidak akan pernah mungkin. Sebab siapa yang akan menggantikan kedudukannya sebagai Raja kalau dia melepaskan singgasana.     
0

Tanpa kata, Chen Liao Xuan memandang semua yang ada di sana, rahangnya mengeras melihat para babi berbentuk iblis yang sangat dia benci seumur hidup. Untuk kemudian dia mengibaskan jubah hitamnya, berjalan pergi tanpa kata. Tepat setelah dia berjalan keluar, dia melihat Jiang Kang Hua sedang berjalan dengan gontai. Kedua pasang mata itu bertemu, tatapan Jiang Kang Hua tampak nanar dan kosong, mimik wajahnya tampak sangat kalut dan sedih, dan tubuhnya penuh dengan darah segar. Chen Liao Xuan tahu itu darah siapa, ya… itu adalah darah Liu Anqier.     

Keduanya berjalan terbata dan mendekat, untuk kemudian Jiang Kang Hua ambruk begitu saja di depan Chen Liao Xuan. Air matanya menetes dengan sangat sempurna lalu dia menyembah Chen Liao Xuan dengan tangisan terpecah.     

"Ampuni hamba, Yang Mulia! Hukum hamba!" teriakan itu terdengar sangat memilukan, ketika Jiang Kang Hua menangis meronta seperti anak kecil yang kehilangan orangtuanya.     

Karena Chen Liao Xuan tak mau kalau sampai iblis-iblis jahat itu mendengar percakapan mereka, dia langsung mengangkat jubahnya, hingga keduanya berpindah tempat pada sebuah bukit tertinggi di kerajaan iblis.     

"Apa yang sebenarnya terjadi, Panglima Jiang?" tanya Chen Liao Xuan. Hatinya remuk redam, dia tahu… tapi dia masih berusaha untuk mendengar penjelasan dari Jiang Kang Hua. Dia hancur tapi dia ingin menghadapi semua kenyataan yang ada.     

"Saat itu, hamba sedang ke aula istana. Hamba memergoki Selir Cheng telah melakukan hubungan terlarang dengan Ayah kandungnya sendiri. Hamba sangat emosi, benar-benar tak bisa berpikir secara jernih. Hamba yang salah saat itu, bagaimana bisa hamba terpancing dengan mereka. emosi hamba dipancing dengan begitu nyata. belum selesai masalah mereka, prajurit datang dan mengatakan jika hutan di belakang istana barat terbakar hebat. Hamba langsung kesana untuk melihat, tapi rupanya di sana hanya ada jebakan yang dahsyat. Para Kasim tertinggi langsung mengebung hamba. Hamba tak bisa berbuat apa-apa lagi saat itu selain menerima saja ketika mereka merantai hamba. Hamba benar-benar lupa kalau di istana masih ada Dayang Liu yang sendirian hanya bersama dengan Dayang Lee dan kepala Dayang Zhao. Mereka rupanya telah dikepung oleh Pangeran Wu. Jadi, Selir Cheng dan Pangeran Wu ternyata membagi tugas mereka. Dan entah apa yang terjadi, sepertinya Dayang Liu melawan Pangeran Wu, sebab hamba di sana dalam keadaan semuanya sudah terlambat. Dayang Liu sudah terkapar, dan ada Tabib Istana yang berusaha untuk melakukan hal jahat dengan mengambil janin di dalam rahim Dayang Liu. Untungnya sebelum itu terjadi hamba sudah berada di sana, hingga akhirnya hamba membawa Dayang Liu pergi dari alam iblis secepat mungkin dan berharap mendapatkan bantuan. Hingga akhirnya…," kata Jiang Kang Hua terhenti. Apakah dia harus mengatakan yang sebenarnya sekarang kepada Chen Liao Xuan? Tapi, kalau dia mengatakannya, akankah Chen Liao Xuan sadar kalau sebenarnya dia tahu kalau Chen Liao Xuan adalah Putra Mahkota Kerajaan Langit? "Tapi,"     

"Tapi apa, Panglima Jiang. Katakanlah dengan lantang!" kata Chen Liao Xuan pada akhirnya.     

"Tapi, Dewa Li datang untuk menyelamatkan Dayang Liu. Dan membawa Dayang Liu entah ke mana. Kata Dewa Li, janin yang ada di rahim Dayang Liu telah… meninggal."     

Mendengar hal itu, Chen Liao Xuan langsung luruh, kedua tangannya tampak mengepal tanah dan dia menangis kuat-kuat. Dia tahu jika takdir akan seperti ini. tapi dia tidak menyangka jika semuanya menjadi seperti ini. Ya, semuanya menjadi sehancur ini. kenapa dia tak mendengarkan Liu Anqier? kenapa dia terus menahan Liu Anqier untuk berada di sisinya di alam iblis ini. seharusnya dia mendengarkan ucapan Liu Anqier, jika mereka bukan di alam yang berbeda. Andai saja dia mengabulkan Liu Anqier untuk kembali ke alam manusia, pastilah semuanya tidak akan seperti ini. pastilah Liu Anqier masih bisa hidup beserta dengan janinnya. Pastilah Liu Anqier tidak akan pernah mengalami kesakitan yang menyakitkan ini. Pastilah Liu Anqier akan bahagia dan bisa berkumpul dengan Ibu dan sahabatnya. Tapi sekarang….     

Sekarang Liu Anqier telah merasakan hal sepahit ini, dan pada akhirnya Liu Anqier akan semakin membencinya jauh lebih dalam lagi. Dia tidak akan peduli dengan masa lalu mereka di kehidupan mereka terdahulu, dan Liu Anqier tidak akan pernah peduli dengan apa yang akan terjadi sekarang. Namun… kenapa Li Qian Long menjadi ikut campur dalam masalah ini?     

Chen Liao Xuan memandang Jiang Kang Hua. Kenapa Jiang Kang Hua bisa bertemu dengan Li Qian Long. Sosok Li Qian Long sendiri adalah Dewa paling agung di istana langit, dia tidak akan muncul dan bertemu dengan sembarang makhluk terlebih itu jika makhluk dari bangsa iblis. Tapi bagaimana bisa Li Qian Long menemui Jiang Kang Hua? Lantas bagaimana Jiang Kang Hua tahu kalau sosok itu adalah Li Qian Long. Pasti ada hal yang terjadi di luar sepengetahuannya dan Li Qian Long tidak sekali ini saja menemui Jiang Kang Hua.     

"Apakah kau pernah bertemu dengan Dewa Li sebelumnya, Panglima Jiang?" tanya Chen Liao Xuan pada akhirnya.     

Jiang Kang Hua tampak mendongak, dia tampak kaget luar biasa. Seperti apa yang telah dipikirkan sebelumnya jika Chen Liao Xuan akan mencurigainya setelah dia mengatakan hal yang sebenarnya. Dian, Jiang Kang Hua masih enggan untuk mengatakan apa pun, kemudian dia menelan ludahnya dengan susah.     

"I… iya, Yang Mulia. Hamba pernah bertemu dengan Dewa Li sekali secara tidak sengaja, dan aku pikir itu adalah pertemuan pertama kami. Ternyata, tadi waktu hamba putus asa, dia datang lagi dan mmebawa Dayang Liu."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.